DKP3 Depok Dorong Perluasan Pendataan Hewan Terpadu
Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kota Depok terus mendorong penguatan sistem pendataan hewan, khususnya hewan terlantar, melalui pemanfaatan Platform Satu Peta Anabul. Langkah ini dinilai penting untuk mendapatkan data populasi hewan yang akurat, terintegrasi, dan dapat dijadikan dasar pengambilan kebijakan yang lebih tepat sasaran.
Upaya tersebut disampaikan langsung oleh Kepala DKP3 Kota Depok, Widyati Riyandani, dalam kegiatan Sosialisasi Pendataan dan Pemetaan Hewan yang digelar di Ruang Rapat DKP3. Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan kecamatan, kelurahan, sekolah, serta perangkat daerah lainnya yang memiliki peran strategis dalam mendukung pengumpulan data hewan di wilayah masing-masing.
Pentingnya Data Akurat untuk Penanganan Hewan Terlantar
Widyati menekankan bahwa persoalan hewan terlantar, khususnya kucing dan anjing, tidak dapat ditangani secara optimal tanpa data yang valid dan komprehensif. Selama ini, keterbatasan data sering menjadi kendala dalam menentukan kebijakan, baik dalam hal pengendalian populasi, kesehatan hewan, hingga pencegahan penyakit zoonosis yang berpotensi berdampak pada kesehatan masyarakat.
Menurutnya, Platform Satu Peta Anabul dirancang sebagai solusi untuk menyatukan berbagai sumber data yang selama ini tersebar. Melalui platform tersebut, data hewan dari masyarakat, relawan, sekolah, ASN, hingga perangkat daerah dapat diintegrasikan dalam satu sistem pemetaan berbasis lokasi.
“Dengan data yang lengkap dan terpetakan dengan baik, pemerintah bisa mengetahui kondisi sebenarnya di lapangan dan menentukan langkah penanganan yang lebih terarah dan humanis,” ujar Widyati.
Dorongan Perluasan Lokasi Percontohan di Setiap Kecamatan
Dalam forum tersebut, DKP3 Depok mendorong perluasan lokasi percontohan atau pilot project pendataan hewan di berbagai wilayah. Widyati menyampaikan apresiasi kepada Kecamatan Bojongsari dan SMPN 13 yang telah mengajukan diri sebagai lokasi percontohan awal.
Ia membuka kesempatan seluas-luasnya bagi kecamatan, kelurahan, sekolah, maupun institusi lain yang ingin terlibat sebagai lokus pendataan. Menurutnya, semakin banyak wilayah yang menjadi percontohan, maka data populasi hewan akan semakin representatif.
“Harapannya setiap kecamatan minimal memiliki satu lokasi percontohan. Dengan begitu, pendataan bisa mencakup seluruh wilayah Kota Depok secara bertahap,” jelasnya.
Langkah ini juga diharapkan dapat memicu partisipasi aktif masyarakat di tingkat lokal, karena pendataan hewan tidak hanya menjadi tugas pemerintah, tetapi memerlukan kolaborasi lintas sektor.
Peran ASN dan Sekolah dalam Pendataan Hewan
DKP3 Depok juga menyoroti potensi kontribusi aparatur sipil negara (ASN) dalam mendukung pendataan hewan. Widyati menyebut banyak ASN yang memiliki hewan peliharaan, sehingga data tersebut dapat menjadi bagian penting dalam pemetaan populasi hewan secara umum.
Selain itu, keterlibatan sekolah, baik negeri maupun swasta, dinilai strategis karena lingkungan sekolah kerap menjadi lokasi ditemukannya hewan jalanan. Dengan melibatkan sekolah dalam pendataan, pemerintah dapat memperoleh gambaran yang lebih luas mengenai sebaran hewan di ruang publik.
Data yang masuk dari berbagai sumber tersebut nantinya akan diolah menggunakan sistem overlay atau penumpangtindihan data, sehingga memudahkan proses verifikasi dan pemutakhiran informasi.
Kepedulian Masyarakat Menjadi Kunci Keberhasilan
Di luar aspek teknis pendataan, Widyati menekankan bahwa kepedulian masyarakat terhadap kesejahteraan hewan merupakan faktor kunci keberhasilan program ini. Ia menyadari bahwa tidak semua warga memiliki pemahaman yang sama tentang kesejahteraan hewan, namun setidaknya masyarakat diharapkan tidak bersikap abai atau melakukan tindakan kekerasan terhadap hewan di sekitarnya.
“Minimal jangan disakiti dan jangan diabaikan. Jika tidak mampu merawat, serahkan kepada orang lain atau pihak yang lebih peduli,” ungkapnya.
Pendekatan humanis ini sejalan dengan tujuan DKP3 Depok untuk mengendalikan populasi hewan terlantar tanpa kekerasan, sekaligus menjaga keseimbangan antara kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat.
Pendataan sebagai Dasar Kebijakan Berkelanjutan
Pendataan hewan melalui Platform Satu Peta Anabul bukan sekadar pengumpulan angka, melainkan menjadi fondasi penting dalam penyusunan kebijakan jangka panjang. Data yang akurat dapat digunakan untuk merancang program sterilisasi, vaksinasi, edukasi masyarakat, hingga kolaborasi dengan komunitas pecinta hewan.
Selain itu, pendataan yang baik juga mendukung upaya pencegahan penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia. Dengan mengetahui sebaran dan kondisi hewan, pemerintah dapat mengambil langkah antisipatif yang lebih efektif.
Komitmen Pemkot Depok terhadap Kesehatan Hewan dan Masyarakat
Widyati menegaskan bahwa pengembangan Platform Satu Peta Anabul merupakan bagian dari komitmen Pemerintah Kota Depok dalam memperkuat kebijakan berbasis data dan memperhatikan aspek kesejahteraan hewan.
Ia berharap kolaborasi yang terbangun antara pemerintah, masyarakat, sekolah, dan berbagai pemangku kepentingan dapat terus berlanjut dan berkembang.
“Dengan pendataan yang baik, populasi hewan terlantar bisa dikendalikan dan ditangani secara lebih humanis. Ini bukan hanya tentang hewan, tetapi juga tentang kesehatan dan kenyamanan hidup masyarakat Kota Depok,” pungkasnya.
Melalui upaya ini, DKP3 Depok optimistis dapat mewujudkan sistem pendataan hewan yang lebih terstruktur, transparan, dan berkelanjutan demi kepentingan bersama.
Baca Juga : Lebih Cepat dari Manusia, Cara Hewan Mengenali Tanda Gempa
Jangan Lewatkan Info Penting Dari : bengkelpintar

